Sejak September 2013, LKF Mitra Tiara tak lagi
beraktivitas selayaknya tahun dan bulan sebelumnya. Harapan, impian serta bera
gam perasaan kekecewaan, keresahan dan kegelisahan kini muncul dari para
pengguna jasa LKF Mitra tiara.
Hironimus L.Tukan,
Warga Desa Bantala KecamatanLewolema. Tinggal di Desa Bantala – Flotim
Perasaan-perasaan itu kini berada dalam bayang-bayang janji
sang direktur LKF Mitra Tiara. Kehadiran LKF Mitra Tiara sejak lima tahunan
lalu terkesan telah menjadi sebuah idola bagi sebagian masyarakat. Bunga 10
prosen telah membuat masyarakat mengalami sejumlah kemudahan. Banyak kemudahan
yang telah dirasakan masyarakat semisal, memangun rumah, membeli mobil, membeli
tanah, membayar sekolah anak, mengangsur kreditan dan kebutuhan konsumtif
lainnya.
Realitas keberadaan LKF Mitra Tiara sebelumnya telah
menjadikan masyarakat mengambil sebuah keputusan. Ada yang menyimpan uang dari
hasil kerjanya bertahun-tahun di perantauan, Ada yang memindahkan uang di bank
dan menyimpan di LKF Mitra Tiara, Ada yang melakukan kredit pada bank dan mengharapkan
angsuran dari LKF Mitra Tiara,ada yang menyekolahkan anaknya karena termotivasi
keberadaan LKF Mitra Tiara dan sebagainya.
Membayangi janji sang direktur terutama di akhir janjinya
yang belum juga terpenuhi tentunya menjadi sebuah perasaan yang mendatangkan
penyesalan, hilang harapan dan hilang pula motivasi. Kabar gembira yang dulu
datang dari Mitra Tiara kini harus berubah menjadi kabar yang buruk dan sangat
tidak menyenangkan.
Janji Mitra Menggali Tiara
“… Mitra Menggali Tiara”. Demikian intisari tulisan pada
baliho yang terpampang di dinding ruangan dalam kantor LKF Mitra Tiara. Tulisan
yang cukup menarik dan terkesan sangat meyakinkan itu kini menjadi sebuah
penantian yang panjang dan melelahkan. Berbagai informasi silih berganti tanpa
sebuah kepastian hingga di akhir sebuah janji.
Masihkah adakah janji? Atau adakah kepastian yang dapat
menjadi jawaban bagi para mitra untuk menggali tiara? Sementara berbagai
informasi di surat kabar menyebutkan bahwa sejumlah staf LKF Mitra Tiara
menjadi tahanan dan sang direktur telah menjadi tersangka dan kini masuk
dalam daftar pencarian orang.
Merujuk pada kamus bahasa Indonesia, kata mitra berarti teman
sekerja, teman usaha, partner dan sahabat. Sedangkan tiara merujuk pada sebuah
mahkota kecil yang sering dipakai oleh putri-putri istana dalam sebuah
kerajaan.
LKF Mitra tiara diawal berdirinya lima tahun silam
menunjukkan sebuah fenomena kehidupan yang menyerupai kehidupan istana.
Kehidupan istana sering diwarnai dengan adanya keagungan, kemegahan, kegemerlapan
dan kekayaan. Kehidupan istana juga diwarnai dengan kemudahan-kemudahan tetapi
juga diwarnai dengan sebuah kekuasaan.
Mahkota kecil yang disebutnya sebagai Tiara adalah
simbolisasi kehidupan sebuah istana. Terkadang suasana kehidupan istana yang
diwarnai dengan kegemerlapan, kemegahan dan keagungan serta kekayaan itu sering
membuat mata orang tersilaukan sehingga orang enggan dan tak lagi dapat melihat
apa yang ada di depan dan di dekatnya.
Ribuan nasabah dari dalam dan luar kabupaten seakan
saling bermitra menggali tiara di puncak bukit Lewerang –Larantuka. Lima tahun
berjalannya LKF Mitra Tiara telah membuat sejumlah kemudahan. Orang
dengan mudah memperoleh bunga uangnya, mereka membeli tanah dan mobil,
membangun rumah dan membiayai pendidikan anak dengan tanpa harus bersusa payah
mencarinya.
Banyak yang harus melakukan kredit pada bank dan koperasi.
Mereka mengadaikan sertifikat rumah dan tanah sebagai jaminan. Lebih parah lagi
bagi mereka, andaikan menyimpan uang dari pinjaman dana bantuan kepada masyarakat
melalui program-program pemberdayaan. Kasihannya kalau ada yang menyimpan uang
dari keringatnya selama bertahun tahun di perantauan.
Di tengah semua langkah menuju LKF Mitra Tiara, berbagai
pandangan rasional dari kalangan tertentu memandang bunga simpanan 10 prosen
dan manajemen LKF mitra tiara sebagai sesuatu yang irasional. Berbagai
analisis, himbauan dan pengalaman yang disharingkan baik melalui tulisan opini
disurat kabar maupun secara langsung pada masyarakat untuk lebih selektif dalam
berinvestasi hampir tak bernyali berhadapan dengan kuatnya janji LKF Mitra
Tiara.
Animo dan hasrat untuk mendapatkan semisal tiara seakan lebih
kuat. Keinginan untuk mengalami kehidupan yang menyerupai istana seperti
kemegahan, kemewahan, kegemerlapan dan kekayaan yang tersimbol dari bunga
simpanan 10 prosen lebih mendominasi. Dengan bunga simpanan yang tinggi membuat
masyarakat enggan melihat apa yang ada didekatnya dan yang jauh sekalipun
termasuk resiko dan legalitas lembaga.
Saling Mempersalahkan
Saat ini berbagai berita mencuat, informasi yang tidak pasti
dan terkesan ada yang saling mempersalahkan satu dengan yang lain, sementara
sang direktur apa kabar, entah kemana. Barangkali benar bahwa bunga simpanan
tinggi itu menyilaukan mata dan hati sehingga hampir tak ditemui orang
menyalahkan dirinya sendiri.Satu hal yang pasti bahwa para pengguna jasa LKF
Mitra tiara terus menanti janji diatas janji.
Peristiwa 29 September 2013 silam, dimana masyarakat memadati
ruangan dan halaman depan mitra tiara hendak menarik bunga dan modal simpanan
terbendung oleh janji sang direktur. Alasan yang beredar saat itu bahwa LKF
Mitra Tiara dengan bunga simpanan 10 prosen dikenakan pajak 20 prosen, alasan
lain akibat pemotongan pajak maka pihak LKF Mitra tiara meminta para
nasabah untuk tidak mengambil bunga dan pokok simpanan selama tiga bulan karena
pihak lembaga tengah membenahi sistem dari yang manual ke sistem
komputerisasi.Hingga saat ini janji itu berlalu,.
Sisi lain dari janji diatas janji telah menunjukan bahwa LKF
Mitra Tiara tidak berkomitmen. Mengikuti alur komunikasi yang terus berkembang
dari pihak LKF Mitra Tiara, terbersit kurangnya transparansi, kejujuran dan
keterbukaan. Realitas ini merupakan sebuah proses yang mesti dipelajari. Orang
menyimpan uang dan setiap bulan mendapatkan bunga tinggi. Segala sesuatu dengan
mudah dibeli. Padahal dimana-mana kita diajarkan untuk bekerja keras dan
hemat. Para pekerja yang dulu mengeluarkan keringat diteriknya matahari kini
menanti dan menunggu bunga bulanan.
Kehidupan istana yang tersimbol dari kata tiara yang
senantiasa memancarkan kemegahan, kemewahan dan kegemerlapan hidup dalam sebuah
kerajaan itu dibangun bertahun-tahun. Di Indonesia maupun sejarah dunia,
menggambarkan bahwa sebuah kerajaan dibangun bertahun-tahun melalui proses yang
panjang, kerja keras bahkan tetesan keringat dan darah.
Para raja dan penghuni kerajaan berusaha keras membangun dan
mempertahankan kerajaannya dengan kucuran keringat bahakan ada yang
mengorbankan nyawanya. Bertahun-tahun pihak kerajaan berusaha membangun
kesejahteraan hidup masyarakatnya, dia memiliki wilayah yang luas, memaksa
warganya melalui kerja rodi, melatih dan membentengi kerajaan dengan keuletan
dan keterampilan.
Setelah melewati proses yang panjang itu, sang raja kemudian
menduduki tahktanya. Ia disegani, ia dihormati dania disanjung. Kewibawaan
kerajaannya tergambar dalam kedekatan sang raja dengan warganya, ia mengenal
apa yang menjadi kebutuhan mereka, ia berusaha mensejahterakan warganya. Ia
jujur, terbuka bertanggungjawab. Ia membuat aturan aturan kerajaan dan
mengambil sikap bagi yang melanggarnya.
Gambaran diatas mau menjelaskan bagaimana seorang raja
berproses mencapai tahktanya. Untuk mengalami kemenangan, kemegahan dan
kemewahan dalam sebuah istana kerajaan, sang raja tentunya tidak duduk dan
tinggal diam. Keterlibatan semua penghuni kerajaan dan masyarakatnya
mengandaikan bahwa mereka terlibat dalam proses dan sangat menghargai proses
itu sehingga ia boleh mengalami kemegahan, kemewahan dan kegemerlapan hidup dalam
sebuah istana.
Pembelajaran untuk Bangkit
Tulisan Mitra Menggali Tiara ini dimaksudkan untuk mengajak
pembaca untuk semakin selektif dalam memilih berinvestasi. Pengalaman
keresahan, kegelisahan yang dialami para pengguna jasa LKF mitra Tiara menjadi
sebuah proses pembelajaran dimana kita dapat membangun sebuah kesadaran
kolektif dari kegagalan mimpi menggali tiara.
Belajar dari pengalaman ini,tidak membuat kita semakin apatis
dan tidak berkreatif memaknai hidup melainkan bahawa keyakinan pada diri tentang
tiara yang sebenarnya ada pada setiap kita dapat kita raih melalui sebuah kerja
keras, selektif dan keratif agar kita tidak terkukung dalam hidup yang serba
instan. Mudah-mudahan sang direktur yang apa kabar itu dapat kembali dan
menepati janjinya.
Fenomena kehidupan sebagian masyarakat pengguna jasa LKF
Mitra Tiara mungkin menyamai spirit kehidupan istana. Segala sesuatu dapat
dicapainya dengan proses yang instan. Sebagian orang mengalami kemewahan dan
membuat ia menjadi lupa untuk melihat apa yang ada didekatnya.
Bagi mereka yang bermodal dengan mudah menyimpan uangnya dan
memperoleh bunga demi bunga tetapi bagi mereka yang tak bermodal tetap menjadi
miskin.hampir sulit ditemui bahwa orang berusaha mengembangkan usaha-usaha
pemberdayaan agar menjadi lapangan kerja baru bagi mereka yang mungkin tiada
modal.
Harapan dan impian yang demikian tentunya kini menjadi mimpi.
Sang direktur kehilangan kabar, kecemasan dan kegelisahan masyarakat kian
menghantui. Kita berharap bahwa sang direktur dapat kembali dan bisa menempati
janji.
Kendatipun demikian kita tidak harus terkukung dalam
kegagalan lembaga Mitra Tiara. Bahwa kemanusiaan kita dapat kita temukan dalam
hakikat kemanusiaan yang berakal budi, berhati nurani dan selalu berkarya.
Jadikanlah moment ini sebagai sebuah proses pembelajaran agar pengalaman ini
menjadi sebuah kebangkitan kesadaran personal dan kolektif dalam memaknai
hidup.
Kita tidak harus terus terjebak dalam sebuah irasionalitas
berpikir kita dan tidak mudah menjadi alat manifestasi kepentingan segelintir
orang. Jangan karena kemegahan, kegemerlapan serta kekayaan hidup yang
dimimpikan itu membuat kita menjadi lupa pada diri sendiri. Kita tidak mesti
hidup dalam sebuah situasi secrecy yang berkepanjangan.
Harapan Baru
Diakhir sebuah janji LKF Mitra Tiara itu, terbersit harapan
akan komitmen kehidupan yang semakin selektif. Kita tidak hanya bercita-cita
untuk menjadi raja-raja kecil dalam istana kehidupan kita tetapi kita juga
mesti berpikir tentang bagaimana proses menjadi raja-raja keil dalam kehidupan
kita.Seorang raja yang dapat duduk dalam tahkta kerajaannya karena ia tegar,
kuat, berani, jujur dan terbuka serta memiliki komitmen yang tinggi.
Perjalanan lima tahunan LKFMitra Tiara yang lalu adalah
sebuah proses mitra menggali tiara namun sebelum para mitra mendapatkan tiara,
LKF Mitra Tiara dirundung kegagalan. Tiara yang menjadi tujuan hidup itu
kini menjadi sebuah janji, entah kapan.
Dan diakhir sebuah janji itu, penulis hendak mengajak pembaca
untuk berusaha mendapatkan tiara kehidupan kita dengan membangun komitmen dan
konsistensi hidup kita ditengah panggilan hidup kemanusiaan kita.Semua ini
lahir dari kesadaran pribadi kita.
Rintihan hati para nasbah adalah sebuah kenyataan yang mesti
menjadi sebuah keprihatinan bersama termasuk pengelola LKF Mitra Tiara.
Mestinya komitmen dan konsistensi pihak LKF Mitra Tiara adalah harapan dan
jawaban dari para mitra dan bukan janji.Untuk itu diakhir sebuah janji itu,para
mitramu menanti kapan Mitra menggali tiara?
Andaikan Tiara itu adalah milikmu maka jadikanlah mitramu
sebagai sahabat,teman sekerja,patner yang patuh mendapat upah dari pemberian
mereka